Jumat, 30 November 2018

Essay yang pernah diikutkan dalam lomba

Apakah orang Indonesia hanya (bisa) hidup terpencil dikelilingi
gunung berapi dan hidup dari usaha pertanian untuk kemudian
dikolonisasi (lagi) oleh penguasa (baru) lautan Indonesia?
“Kita tidak bisa kuat, sentosa, dan sejahtera  selama kita
tidak kembali menjadi bangsa bahari seperti masa dahulu.”
(Ong Hok Ham)

Merajut Kembali Kegemilangan Laut
Mar’ah Khoiriyah
SMA Negeri 4 Berau


Nusantara adalah negeri bahari. Nusa (pulau-pulau) berada di kawasan perairan sehingga semakin banyak pulaunya maka semakin luas pula kawasan lautnya.Indonesia adalah Nusantara kita yang merupakan sebuah negeri yang memiliki kawasan laut lebih luas daripada daratannya. Dewasa ini luas perairan laut Indonesia mencapai 7,9 juta km2 (termasuk ZEE) dan berdasarkan data UNCLOS ‘82 wilayah Perairan Kepulauan Indonesia 3,1 juta km2 dan wilayah laut 0,3 juta km2 dengan panjang pantainya lebih dari 95.000 km  membuat pantai di Indoensia menjadi pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Indonesia yang merupakan negara kepulauan ini juga memiliki lebih dari 17.000 pulau sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar serta diperkirakan lebih dari 60% penduduknya bermukim di daerah pesisir. Dalam sejarahnya, kawasan laut itu beberapa kali mengalami perubahan (bertambah luas). Seiring perkembangan lingkungan strategis, peran laut menjadi signifikan serta dominan dalam mengantar kemajuan suatu negara. Hal itu mengisyaratkan kepada kita bahwa masa depan dan kejayaan negeri ini ada di laut.
Alfred Thayer Mahan, seorang Perwira Tinggi Angkatan Laut Amerika Serikat, dalam bukunya “The Influence of Sea Power Upon History” mengemukakan teori bahwa kekuatan laut/maritim merupakan unsur terpenting bagi kemajuan dan kejayaan suatu negara yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan keamanan suatu negara. Sebaliknya, jika kekuatan laut/maritim tersebut diabaikan akan berakibat kerugian bagi suatu negara dan bahkan bisa meruntuhkan negara itu sendiri.

Kekayaan dan kejayaan maritim Indonesia
Laut Indonesia kaya akan sumber daya. Sumber daya tersebut bisa dilihat mulai dari biota laut yang hidup di dalamnya dengan keberagaman jenis, bentuk dan keunikan yang beraneka ragam yang tidak ditemui di semua laut di dunia.Selain itu laut Indonesia juga memiliki sumber daya ikan sangat besar dengan kualitas ekspor seperti komoditi ikan tuna yang menembus pasar mancanegara dan memiliki andil besar dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. Menurut Data Food and Agriculture Organization di tahun 2012, Indonesia pada saat ini menempati peringkat ketiga terbesar dunia dalam produksi perikanan di bawah China dan India. Selain itu, perairan Indonesia menyimpan 70% potensi minyak karena terdapat ± 40 cekungan minyak yang berada di perairan Indonesia. Dari angka ini sekitar 10% saja yang saat ini telah di eksplor dan dimanfaatkan.
Selain itu terumbu karang di laut Indonesia juga masih sangat baik keadaannya sehingga banyak tempat-tempat menyelam di Indonesia yang dapat menarik perhatian para wisatawan lokal maupun mancanegara.Ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia dan membuktikan pada dunia bahwa maritim Indonesia mampu menjadikan Indonesia berjaya karena meningkatkan perekonomian Indonesia melalui komoditas ekspor hasil lautnya. Tak hanya itu dunia maritim kita juga pernah mencapai puncak kejayaannya pada masa Majapahit (1293-1478). Di bawah Raden Wijaya, Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada, Majapahit berhasil menguasai dan mempersatukan nusantara. Pengaruhnya bahkan sampai ke negara-negara asing, seperti Siam, Ayuthia, Lagor, Campa (Kamboja), Anam, India, Filipina, China.Hal itu membuktikan kepada kita bahwa dunia maritime tidak kalah hebatnya dengan dunia agraris yang selama ini menjadi fokus kita dalam pembangunan bangsa tetapi dunia maritime kita memiki andil besar dalam mengantarkan kita menuju pada kejayaan negeri ini.

Laut dan maritim yang mulai dilupakan
Kemajuan teknologi yang sangat pesat membawa dampak pada perkembangan kondisi masyarakat dan membawa dampak pula pada perkembangan generasi muda.Walaupun laut kita kaya akan sumber daya, namun negeri kita masih kurang akan sumber daya manusia. Sayangnya, sumber daya yang begitu besar itu sudah lama diabaikan. Sejarawan Hilmar Farid (2014), menyitir pernyataan Presiden Joko Widodo, menyebutnya sebagai “gerak memunggungi laut”. Laut dianggap sebagai masa lalu, sehingga perhatian lebih diarahkan kepada daratan.Begitulah sehingga kota-kota dibangun tidak dengan memuliakan jalur perairan.
Hal itu bisa dilihat dari pudarnya budaya masyarakat kita untuk melestarikan, mengelola dan menjadikan laut sebagai bagian dari kehidupan. Dapat kita saksikan sekarang hanya segelintir orang saja yang masih mau menjadikan laut sebagai bagian dari kehidupan mereka yakni dengan cara menjaga dan melestarikan laut dengan tindakan nyata. Bahkan masyarakat yang berkecimplung dengan laut hanyalah masyarakat golongan tua saja sedangkan masyarakat golongan muda terutama para generasi muda jarang sekali yang perduli dengan laut. Tapi itulah kenyataan yang sekarang dapat kita saksikan sekarang.

Menapa laut mulai ditinggalkan?
            Menapa laut yang telah membawa negeri kita pada kejayaan kini mulai ditinggalkan?Mungkin itu sebuah pertanyaan yang saat ini belum terjawab. Namun bila kita analisis lagi kenapa laut mulai ditinggalkan maka jawabannya adalah bukan karena masyarakat kita sekarang yang tidak perduli atau secara sengaja melupakan suatu yang pernah menjadikan negerinya berjaya tetapi karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang laut dan potensinya. Masyarakat lebih mengenal cara bercocok tanam dan budidaya pertanian daripada laut dan budaya maritime. Ini tercermin dari bagaimana pengolahan hasil pertanian, sementara pengolahan hasil laut masih sangat terbatas. Sumber daya laut kita sangat besar dan akan memberikan andil besar dalam meningkatkan perekonomian dalam pembangunan bangsa bila dimanfaatkan secara cermat, arif dan bijaksana.

Kurangnya pemahaman tentang laut
Kurangnya pemahaman masyarakat kita terutama para generasi muda tentang laut dan kemaritiman negeri ini membuat mereka belum dapat berperan aktif dalam memajukan negeri ini melalui sector maritim karena mereka masih bingung apa yang harus dilakukan karena mereka sendiri belum mendapat pemahaman, bimbingan dan pembekalan dari orang-orang dan dari sumber yang lebih paham mengenai hal tersebut. Padahal pemahaman tentang budaya bahari telah ditanamkan oleh para leluhur kita sejak ratusan tahun yang lalu. Inilah penyebab mengapa laut kita sekarang kurang dilirik oleh generasi muda sehingga potensi laut kita yang sangat kaya akan sumber daya menjadi kurang diperhatikan dan tidak dimanfaatkan secara optimal. Bahkan banyak generasi muda yang belum mengetahui apa saja potensi-potensi yang ada di laut negeri ini. Padahal jika generasi muda kita tahu dan paham benar bahwa potensi lautan yang sangat besar akan memberi manfaat besar pula bagi negeri ini karena laut bukanlah pemisah. Jika dikaitkan dengan letak posisi geografis yang berada pada persilangan dunia, menempatkan Indonesia pada posisi yang sangat strategis dan sangat diperhitungkan oleh negara-negara lain dalam mencapai kepentingan nasionalnya, karena makna laut bagi Indonesia sendiri salah satunya adalah sebagai media penggalian sumber daya laut yaitu untuk meningkatkan devisa negara dengan menjadikan tempat-tempat yang berpotensi untuk dijadikan objek wisata laut. Tentunya ini semua kembali kepada pemahaman masyarakat terutama generasi muda tentang lautan kita. Karena bukan berarti generasi muda kita tak mau tau tentang lautan kita namun ketidakpahaman merekalah yang membuat mereka tidak memahami benar keadaan lautan kita.

Laut Derawan yang Mempesona
            Pulau Derawan secara geografis, terletak di semenanjung utara perairan laut Kabupaten Berau. Pulau Derawan merupakan salah satu pulau yang terkenal akan keanekaragaman ekosistem bawah lautnya. Di Kepulauan Derawan terdapat beberapa ekosistem pesisir dan pulau kecil yang sangat penting yaitu terumbu karang, padang lamun dan hutan bakau (hutan mangrove). Selain itu banyak spesies yang dilindungi berada di Kepulauan Derawan seperti penyu hijau, penyu sisik, paus, lumba-lumba, kima, ketam kelapa, duyung, ikan barakuda dan beberapa spesies lainnya. Kepulauan Derawan ini sedang dipromosikan oleh Kabupaten Berau dan Provinsi Kalimantan Timur sebagai salah satu wisata andalan. Wisatawan lokal dan mancanegara sangat banyak yang berwisata kesana, pilihan selain untuk menyelam, melihat proses bertelur penyu, juga melihat pantainya yang indah. Letak pulau Derawan yang strategis dengan pelabuhan kota Berau membuat para wisatawan menjadi mudah untuk untuk datang kesini.  Tak hanya itu fasilitas komunikasi di Kepulauan Derawan sudah baik, sebagai contohnya adalah sudah terjangkau dengan sinyal 3G. Resort dan penginapan yang ada di Kepulauan Derawan banyak tersebar di pinggir pantai, dengan harga yang lebih murah misalnya dibandingkan dengan tempat wisata di Bali maupun Lombok.
            Pulau Derawan memang menyimpan banyak potensi wisata didalamnya. Misalnya saja aktivitas yang dapat dilakukan disana adalah berjemur di pantai, berenang, snorkeling, diving serta melihat penyu bertelur. Ada banyak tempat penyewaan alat snorkeling di Pulau Derawan dengan tarif yang murah yaitu sekitar Rp.50.000,- per hari. Sedangkan bagi para diver juga tersedia beberapa Dive Centre dengan alatnya yang lenkap.

Laut yang Kurang Sentuhan
            Laut Derawan memang menjadi salah satu objek wisata yang penuh dengan berjuta keindahan nan mempesona. Namun itu beberapa tahun yang lalu karena saat ini wisata di Kepulauan Derawan kurang mendapat pujian sebagai tempat wisata karena keadaannya yang lumayan memprihatinkan, misalnya saja masalah kebersihan pantainya. Masalah fungsi pulau Derawan yang awalnya sebagai habitat alami penyu hijau menjadi tempat pariwisata bahari sangat mempengaruhi keberadaan penyu hijau. Selain itu, kesadaran masyarakat pulau Derawan dalam menjaga lingkungan sangat rendah sehingga ekosistem biota laut khususnya penyu hijau terganggu. Dalam hal ini keberadaan penyu hijau berbanding terbalik dengan jumlah masyarakat yang berada di Pulau Derawan. Karena semakin banyak jumlah masyarakat, maka persentase pencemaran semakin meningkat. Di pantai yang berada di Kepulauan Derawan ini kini sudah tercemar dengan banyaknya sampah yang berupa ranting-ranting pohon yang berserakan dilaut, sampah-sampah dari bahan plastik yang turut memenuhi laut dan membuat pemandangan lautnya menjadi tidak bagus. Semakin banyaknya kunjungan wisatawan, ditambah kebiasaan penduduk sekitar yang membuang sampah tidak pada tempatnya, maka masalah sampah menjadi salah satu hal yang harus dipikirkan secara serius. Jika tidak, tentu volume sampah akan terus bertambah sehingga mengganggu keindahan pulau serta merusak ekosistem laut yang ada di bawahnya yang menjadi daya tarik para wisatawan. Selain itu ada dampak yang lebih berarti yaitu dengan persentase pencemaran lingkungan yang semakin meningkat menyebabkan jumlah populasi penyu hijau sebagai tolak ukur keseimbangan ekosistem akuatik di Kepulauan Derawan ini menurun. Sehingga hampir dapat dipastikan bahwa ekosistemnya akan mengalami kerusakan.

Solusi dan Tindak lanjut
            Budaya sebagai bangsa bahari yang dihadapi generasi muda saat ini sebenarnya tidak terpisah dari secara umum budaya yang berkembang di tengah-tengah masyarakat, karena pada hakekatnya generasi muda merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat.Karenanya budaya bahari yang dihadapi oleh generasi muda ditentukan oleh factor dan keadaan yang ada pada generasi muda itu sendiri serta kondisi masyarakat yang bersangkutan.

Solusi yang ditawarkan  terkait masalah di kurangnya pemahaman masyarakat tentang laut atau kemaritiman Indonesia adalah sebagai berikut:
            Pertama, dengan menjadikan pembelajaran khusus tentang laut dan budaya maritim Indonesia kedalam kurikulum/sebagai muatan lokal (mulok) di sekolah, baik TK, SD, SMP dan SMA.  Di TK atau SD misalnya untuk memperkealkan melalui kartu yang berisi informasi tentang laut dan potensinya. Muatan lokal disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Walaupun hanya sekitar 20% variabilitas kecerdasan pada pertengahan dasawarsa atau pada usia remaja namun kecerdasan tersebut dapat terus diasah setiap harinya agar pengetahuan dan kecerdasan remaja akan meningkat. Yang sangat utama adalah dilakukan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sehingga para remaja yang merupakan generasi penerus bangsa  tersebut dapat mengenal laut dan kemaritiman negeri ini sejak usia remaja. Para murid nantinya akan terus diberikan pemahaman tentang laut selama masa-masa sekolahnya sehingga para murid akan dapat mengingatnya dengan baik. Dengan demikian remajaakan memiliki bekal sebagai dasar pengelolaan laut dimasa yang akan datang sehingga nantinya muatan lokal yang bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang laut tersebut dapat menggugah kesadaran remaja agar peduli dengan kemaritiman negeri ini. Jadi tidak hanya agraris saja yang banyak dipahami oleh remaja namun juga para remaja harus memahami benar tentang laut negeri ini. Upaya penanaman budaya bahari yang dilakukan melalui sekolah pada hakikatnya merupakan pangkal dari membudayakan pembangunan kelautan. Upaya ini dilakukan melalui pembinaan, pemahaman, kesadaran dan peningkatan kecintaan generasi muda pada budaya bahari harus dilakukan sejak dini agar keinginan dan keyakinan untuk mencintai lautan dapat berkembang dalam kehidupan bangsa mendatang. Sehingga laut Derawan yang menjadi objek wisata yang terkenal dengan banyaknya keindahan alamnya bisa dikelola dengan baik oleh para generasi penerus dan tidak disia-siakan.
            Kedua, dengan membentuk suatu komunitas dimana komunitas ini berisi para remaja yang cinta terhadap laut. Tujuan dari diadakannya komunitas ini adalah untuk terus memberi pemahaman tentang laut serta mengajak para remaja untuk turut serta ke lapangan (laut) untuk mengamati secara langsung keadaan laut negeri ini sehingga menumbuhkan kesadaran kepada para generasi muda untuk melakukan perubahan yang berarti demi kemajuan bangsa lewat meritim kita. Dengan belajar secara langsung melalui bertukar pendapat antaranggota komunitas membuat para remaja akan lebih mudah dalam memahami apa yang mereka pelajari serta mereka juga akan merasa lebih tertantang untuk melakukan sesuatu yang berguna yang berhubungan dengan kemaritiman kita tentunya. Hal sederhana yang dapat dilakukan oleh komunitas ini misalnya adalah dengan ikut menjaga kebersihan laut yaitu dengan tidak membuang sampah di laut dan membersihkan sampah yang ada pinggiran pantai dan sekitar laut. Selain itu komuntas ini juga bisa secara terus-menerus membagikan pemahaman mereka tentang laut kepada masyarakat untuk terus memanfaatkan dan melestarikan laut kita.Sehingga akan terjadi pendekatan antara manusia dengan lingkungan dan sumber daya laut. Komunitas ini tentunya harus mendapat dukungan penuh dari pemerintah karena masalah kemaritiman adalah masalah nasional sehinggapemerintah harus ikut serta dalam mengawasi, membina dan ikut mendukung segala sesuatu yang dibutuhkan para kaum muda untuk mengelola kemaritiman kita. Pemerintah secara berkelanjutan menerapkan kebijakan tentang pembinaan generasi muda. Dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda tersebut tetap memperhatikan nilai-nilai sejarah yang dilandasi oleh semangat kebangsaan serta persatuan dan kesatuan. Sehingga komunitas ini dapat bertindak secara nyata untuk membuat perubahan dalam pengelolaan laut di Pulau Derawan agar nantinya akan tetap menjadi objek wisata yang mampu mengangkat perekonomian Indonesia.
Laut adalah ruang wilayah lautan yang menunjukkan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya, yang batas dan sistemnya dibentukkan berdasarkan aspek fungsional.Indonesia memiliki kekayaan sumber daya laut dan wilayah pesisir yang luas.Berbagai jenis ikan tangkapan, ikan hias, koral, hutan mengrove, tambang minyak bumi dan mineral serta yang tak kalah pentingnya adalah potensi wisata yang sangat menakjubkan.
Bangsa Indonesia sebenarnya memiliki darah, watak dan budaya maritim yang kuat.Namunsemua itumemudar seiring peralihan zaman.Agar bangsa kita kembalipada hakikatnyasebagai bangsa yang besar, masyarakatIndonesia harus kembali memiliki wawasan maritime, tentunya wawasan maritime yang bukan hanya sekedar wawasan namun wawasan maritime yang memadai dan berkualitas sehingga nantinya bisa diaplikasikan dalam kehidupan nyata sebagai bukti kecintaan kepada negeri kita Indonesia.
Penanaman budaya bahari yang dirasakan saat ini merupakan kebutuhan yang mendesak untuk meningkatkan pengetahuan dan membangkitkan pemahaman serta kesadaran bagi generasi muda akan pentingnya laut bagi kehidupan bangsa dan negara. Kegiatan tersebut diharapkan dapat membangkitkan dan menumbuh-kembangkan budaya bahari bangsa terutama di kalangan generasi muda.
Psikologis remaja yang penuh rasa ingin tahu, masih labil dan mudah terpengaruh membuat usia ini menjadi sasaran ataupun target utama yang dijadikan objek pembekalan berupa pemberian pengetahuan-pengetahuan serta pemahaman-pemahaman tentang laut dan budaya bahari Nusantara sehingga diharapkan dari solusi dan tindak lanjut yang telah diberikan diatas, para remaja sebagai agen generasi bangsa bisa memiliki kepahaman tentang laut sehingga mereka nantinya akan bisa menjadikan laut sebagai bagian dari setiap segi kehidupan mereka dengan mengelola laut secara arif dan bijak. Pengetahuan yang baik tentang laut Derawan dan potensinya akan dapat membangkitkan semangat nasionalisme kebangsaan, sehingga kesadaran atau semangat kembali ke laut “si pemikat” Derawan akan terwujud.


Daftar Pustaka
Budaya Maritim Keluhuran Nusantara.Kaskus.The Largest Indonesian Community
Enny, Anjayani.Geografi kelas XI SMA, 2009, Cempaka Putih, Jakarta
MaritimRoadMapUGM.pdf. Ngarso, Dalem.
Gerakan kembali kelaut.Gusti Asnan.pdf
http://m.kompasiana.com
http://m.metrotvnews.com
http://www.rneo.com







Tidak ada komentar:

Posting Komentar